PEMBUATAN
ASAP CAIR
(Makalah
Sains Dasar)
Oleh
Muhammad
Arief Hidayat
1517051086
JURUSAN
ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015
Judul tutorial : Pembuatan Asap Cair
Tanggal tutorial : 5 November 2015
Tempat tutorial : Ruang
Kelas A Gedung Ilmu Komputer Lt. 1
Nama : Muhammad Arief
Hidayat
NPM : 1517051086
Jurusan : Ilmu Komputer
Fakultas : Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam
Kelompok : II (dua)
Bandar Lampung, 17 November 2015
Mengetahui,
Asisten
Tazkia Nurul
NPM 1217011061
I.
PENDAHULUAN
I.1 Latar
Belakang
Pengawetan Makanan dan minuman yang kita konsumsi sehari-hari tidak
terlepas dari penggunaan Pengawet makanan. Pengawet makanan termasuk dalam
kelompok zat tambahan makanan yang bersifat inert secara farmakologik (efektif
dalam jumlah kecil dan tidak toksis). Pemakaian pengawet sangat
luas. Hampir seluruh industri mempergunakannya, termasuk industri
farmasi, kosmetik, dan makanan.
Di bidang kesehatan dan farmasi, penggunaan pengawet dibatasi jenis dan jumlahnya. Khusus untuk pengawet makanan, diatur melalui Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/88. Namun, banyak pihak tidak bertanggung jawab menggunakan bahan pengawet yang dilarang BPOM untuk makanan seperti formalin, yang biasanya digunakan pada bakso, tahu, ikan dengan alasan biaya murah dan produk keliatan lebih bagus serta tahan lebih lama. . Padahal penggunaan bahan-bahan alami untuk makanan dan minuman lebih aman.
Salah satu bahan pengawet alami adalah asap cair. Asap cair
merupakan hasil kondensasi atau pengembunan dari hasil pembakaran secara
langsung maupun tidak langsung dari bahan bahan yang banyak mengandung lignin,
selulosa, hemiselulosa atau karbon lainnya. Asap cair dapat diperoleh dari
hasil pirolisis dari batok kelapa. Asap cair memiliki kemampuan sebagai bahan
pengawet karena adanya asam, fenol dan alkohol yang sama dengan asap pembakaran
kayu (Pszezola, 1995). Hal ini juga disampaikan oleh Darmadji (2002), bahwa
asap cair mengandung fenol dan karbonil yang berperan sebagai pengawet, anti
bakteri dan antioksidan.. Salah satu aplikasi pengguaan asap cair pada produk
pangan adalah untuk menggantikan pengasapan tradisional pada pengawetan ikan
Salah satu bahan pengawet alami adalah asap cair. Asap cair
merupakan hasil kondensasi atau pengembunan dari hasil pembakaran secara
langsung maupun tidak langsung dari bahan bahan yang banyak mengandung lignin,
selulosa, hemiselulosa atau karbon lainnya. Asap cair dapat diperoleh dari
hasil pirolisis dari batok kelapa. Asap cair memiliki kemampuan sebagai bahan
pengawet karena adanya asam, fenol dan alkohol yang sama dengan asap pembakaran
kayu yang berperan sebagai pengawet, anti bakteri dan antioksidan. Salah satu aplikasi
pengguaan asap cair pada produk pangan adalah untuk menggantikan pengasapan
tradisional pada pengawetan ikan.
masyarakat yang masih menggunakan metode pengasapan secara
tradisional membuktikan bahwa cara pengawetan menggunakan asap cair masih jarang
digunakan secara luas oleh masyarakat maupun industri pangan. Salah satu
aplikasi penggunaan asap cair pada produk pangan adalah untuk menggantikan
pengasapan tradisional pada pengawetan ikan (Edinov, 2013). Pemanfataan
tempurung kelapa menjadi asap cair dapat meningkatkan nilai jual dari tempurung
serta dapat mengurangi limbah yaitu berupa tempurung atau batok kelapa. Oleh
karena itu diperlukan teknologi untuk mengolah limbah tempurung menjadi asap
cair yang mampu mengawetkan ikan.
I.2 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah.
1.
Mengetahui pengertian asap
cair.
2.
Mengetahui langkah- langkah pembuatan asap cair
3.
Mengetahui manfaat asap cair.
4.
Mengetahui fungsi kandungan asap cair.
5.
Mengetahui aplikasi asap cair dalam kehidupan sehari-hari.
II.
PEMBAHASAN
II.1 Pengertian
Asap Cair
Asap cair merupakan suatu
hasil kondensasi atau pengembunan dari uap hasil pembakaran secara langsung
maupun tidak langsung dari bahan-bahan yang banyak mengandung lignin, selulosa,
hemiselulosa serta senyawa karbon lainnya (Andi,2005).
Asap
cair (liquid smoke) dari distilat
tempurung kelapa dapat digunakan sebagai pengawet karena adanya senyawa asam,
fenolat dan karbonil yang memiliki kemampuan mengawetkan makanan. Asap cair
dapat juga digunakan sebagai fungisida untuk penanggulangan serangan patogen
penyebab penyakit pasca panen hortikultura yang berperan sebagai desinfektan
untuk mencegah serangan penyakit pasca
panen pada buah-buahan. Asap cair mengandung lebih dari 400 komponen dan memiliki
fungsi sebagai penghambat perkembangan bakteri dan cukup aman sebagai pengawet
alami. Selain itu juga memanfaatkan limbah asap pada industri pembuatan arang
tempurung kelapa menjadi asap cair akan menaikkan nilai tambah bagi industry
tersebut, nilai tambah bagi petani bahkan dapat mengatasi masalah pencemaran
lingkungan. (Suranto,2006)
Asap cair merupakan campuran larutan dari dispersi
asap kayu dalam air yang dibuat dengan mengkondensasikan asap cair hasil
pirolisis. Asap cair hasil pirolisis ini tergantung pada bahan dasar dan suhu
pirolisis. (Sanjaya,
1998).
Dari
ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa asap cair adalah hasil
destilasi atau pengembunan dari uap hasil pembakaran langsung ataupun tidak
langsung dari bahan–bahan yang mengandung karbon (Arief, 2015).
II.2 Langkah-langkah
pembuatan asap cair
Proses pembuatan asap cair dari tempurung kelapa ini
menggunakan prinsip pirolisis. Pirolisis merupakan proses pemanasan suatu zat
tanpa adanya oksigen sehingga terjadi penguraian komponen-komponen penyusunnya.
Pembakaran tidak sempurna ini menyebabkan senyawa karbon kompleks tida
teroksidasi menjadi karbon dioksida. Pada saat pirolisis, energi panas
mendorong terjadinya oksidasi sehingga molekul karbon yang kompleks terurai,
sebagian besar menjadi karbon atau arang (Yunus, 2011).
Berikut ini adalah tahapan proses pengolahan tempurung
kelapa menjadi asap cair dengan metode pirolisis menurut Yunus (2011):
1.
Tempurung kelapa dimasukkan
dalam tabung berbahan stainless steel. Tabung ditutup
rapat sehingga tidak ada udara yang masuk atau keluar. Disamping itu, tabung stainless steel yang digunakan dilapisi tanah liat
dengan tujuan untuk menetralisir panas disekeliling tungku. Pemanasan
menggunakan suhu 400°C selama 3 jam. Pemanasan tersebut secara tidak langsung
akan mengeluarkan asap dimana asap yang dihasilkan terperangkap dalam tabung.
2.
Asap yang dihasilkan
selanjutnya akan terdorong ke pipa kecil yang menghubungkan polisator dengan
kondensator. Tar, jelaga pengotor yang masih terkandung dalam asap akan
terjatuh ke pipa pengeluaran.
3.
Asap akan terus mengalir menuju
tangki kondensator yang berisi pendingin berupa air dingin. Asap yang memasuki
kondensator akan berubah wujud menjadi cair sebagaimana prinsip kondensasi
(merubah fase gas menjadi fase cair).
4.
Cairan yang dihasilkan dari
proses kondensasi selanjutnya akan dialirkan ke bagian bawah drum yang telah
dilubangi. Cairan tersebut yang disebut sebagai asap cair (liquid smoke). Asap cair yang dihasilkan merupakan grade ketiga dimana
memiliki karakteristik berupa warna kuning kecoklatan pekat dan beraroma kuat.
Asap grade ketiga tersebut daat digunakan untuk penggumpal karet, pengganti
asam semut, antiseptik, dan lainnya.
5.
Asap cair grade ketiga diuapkan
kembali dengan destilasi dalam destilator. Satu kali proses destilasi asap cair
yang dihasilkan berwarna kuning bening dan aromanya mulai berkurang. Asap cair
ini disebut asap cair grade kedua dimana dapat digunakan untuk pengawetan bahan
makanan mentah seperti daging, ayam, dan ikan.
6.
Asap grade kedua diuapkan
kembali seperti halnya asap grade kedua. Asap cair yang dihasilkan berwarna
putih dan tidak beraroma. Asap cair ini disebut sebagai asap cair grade satu
dimana dapat digunakan sebagai bahan pengawet makanan siap saji seperti mie
basah, bakso dan tahu.
II.3 Manfaat Asap
Cair
Asap cair bisa diaplikasikan sebagai pengawet makanan
untuk industri makanan dan obat-obatan, tetapi juga bisa diterapkan sebagai bio-insecticides
(anti hama) bagi bidang pertanian.
II.4 Fungsi dan Kandungan Asap Cair
Adapun kandungan asap cair meliputi:
1.
Senyawa-senyawa
fenol
Senyawa fenol diduga berperan sebagai antioksidan sehingga dapat
memperpanjang masa simpan produk asapan. Kandungan senyawa fenol dalam asap
sangat tergantung pada temperatur pirolisis kayu. Kuantitas fenol pada kayu sangat bervariasi yaitu
antara 10-200 mg/kg Beberapa jenis fenol yang biasanya terdapat dalam produk
asapan adalah guaiakol, dan siringol (Pszezola, 1995).
Senyawa-senyawa fenol yang terdapat dalam asap kayu umumnya hidrokarbon
aromatik yang tersusun dari cincin benzena dengan sejumlah gugus hidroksil yang
terikat. Senyawa-senyawa fenol ini juga dapat mengikat gugus-gugus lain seperti
aldehid, keton, asam dan ester (Maga, 1987).
2.
Senyawa-senyawa
karbonil
Senyawa-senyawa karbonil dalam asap memiliki peranan pada pewarnaan dan
citarasa produk asapan. Golongan senyawa ini mepunyai aroma seperti aroma
karamel yang unik. Jenis senyawa karbonil yang terdapat dalam asap cair antara
lain adalah vanilin dan siringaldehida.
3.
Senyawa-senyawa
asam
Senyawa-senyawa asam mempunyai peranan sebagai antibakteri dan membentuk
citarasa produk asapan. Senyawa asam ini antara lain adalah asam asetat,
propionat, butirat dan valerat.
4.
Senyawa
hidrokarbon polisiklis aromatis
Senyawa hidrokarbon polisiklis aromatis (HPA) dapat terbentuk pada proses
pirolisis kayu. Senyawa hidrokarbon aromatik seperti benzo(a)pirena merupakan
senyawa yang memiliki pengaruh buruk karena bersifat karsinogen. Pembentukan berbagai
senyawa HPA selama pembuatan asap tergantung dari beberapa hal, seperti
temperatur pirolisis, waktu dan kelembaban udara pada proses pembuatan asap
serta kandungan udara dalam kayu. Semua proses yang menyebabkan terpisahnya
partikel-partikel besar dari asap akan menurunkan kadar benzo(a)pirena. Proses
tersebut antara lain adalah pengendapan dan penyaringan (Pszezola, 1995).
5.
Senyawa benzopirene
Benzopirene mempunyai titik didih 310 0C
dan dapat menyebabkan kanker kulit jika dioleskan langsung pada permukaan
kulit. Akan tetapi proses yang terjadi memerlukan waktu yang lama (Winaprilani,
2003).
II.5 Aplikasi Asap Cair Dalam Kehidupan
Sehari-Hari
Asap cair dapat digunakan sebagai pengawet makanan
karena adanya sifat antimikroba dan antioksidan serta aldehid, asam
karboksilat, dan fenol. Zat-zat yang terdapat dalam asap ini dapat menghambat
aktivitas bakteri (bakteriostatik). Pengasapan dengan asap cair mudah, cepat
keseragaman produk, karakterisitik makan yang didapawtkan baik serta tidak
tterdepositnya senyawa karsinogenik hidrokarbon aromatik polisiklik dalam
makanan yang diawetkan (Yunus, 2011).
asap cair tempurung kelapa dapat digunakan sebagai bahan
pengawet aternatif yang aman untuk dikonsumsi. Penggunaan asap cair tempurung
kelapa dapat mengurangi terbentuknya senyawa-senyawa PAH yang bersifat
karsinogenik pada proses pengasapan panas. Selain itu, kombinasi antara asap
cair tempurung kelapa dengan teknik pengawetan lain seperti pemanasan,
pengemasan, dan penyimpanan, dapat memperpanjang umur simpan serta memberikan
karakteristik sensori berupa aroma, warna, serta rasa yang khas pada produk
pangan (Edinov, 2013).
III.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang didapat pada diskusi kali ini adalah sebagai
berikut:
a.
Pembuatan asap cair menggunakan
bahan-bahan yang mudah di dapat.
b.
Asap cair biasa digunakan untuk
mengawetkan makanan, dan juga anti hama yang alami.
c.
Asap cair aman digunakan pada
makanan.
IV.
DAFTAR PUSTAKA
Bagus dkk.2012.ASAP CAIR: Cara Membuat &
Aplikasinya Pada Pengolahan Ikan Asap.Penebar Swadaya.Jakarta
Saparinto dan Hidayati.2006. Asap cair sebagai pengawet makanan.Jakarta
Anonim.2013.Asap Cair. https://id.wikipedia.org/wiki/Asap_cair.Diakses
pada 9 November 2015. Pukul 20.03 WIB
Anonim.2009.Asap Cair. http://b1r1n6.blogspot.co.id/2009/06/asap-cair.html.Diakses
pada.9 November 2015. Pukul 20.15 WIB
No comments:
Post a Comment