ANAK FMIPA

Blognya Anak Fmipa

Anak Fmipa

LightBlog

Friday, February 19, 2016

Contoh makalah tentang pembuatan asap cair








PEMBUATAN ASAP CAIR
(Makalah Sains Dasar)







Oleh
Muhammad Arief Hidayat
1517051086


















  
JURUSAN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015






Judul tutorial               : Pembuatan Asap Cair


Tanggal tutorial           : 5 November 2015


Tempat tutorial            : Ruang Kelas A Gedung Ilmu Komputer Lt. 1


Nama                           : Muhammad Arief Hidayat


NPM                           : 1517051086


Jurusan                        : Ilmu Komputer


Fakultas                       : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Kelompok                   : II (dua)











Bandar Lampung, 17 November 2015
Mengetahui,
Asisten




Tazkia Nurul
NPM 1217011061






                 I.            PENDAHULUAN






I.1     Latar Belakang
Pengawetan Makanan dan minuman yang kita konsumsi sehari-hari tidak terlepas dari penggunaan Pengawet makanan. Pengawet makanan termasuk dalam kelompok zat tambahan makanan yang bersifat inert secara farmakologik (efektif dalam jumlah kecil dan tidak toksis). Pemakaian pengawet sangat luas. Hampir seluruh industri mempergunakannya, termasuk industri farmasi, kosmetik, dan makanan.

Di bidang kesehatan dan farmasi, penggunaan pengawet dibatasi jenis dan jumlahnya. Khusus untuk pengawet makanan, diatur melalui Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/88. Namun, banyak pihak tidak bertanggung jawab menggunakan bahan pengawet yang dilarang BPOM untuk makanan seperti formalin, yang biasanya digunakan pada bakso, tahu, ikan dengan alasan biaya murah dan produk keliatan lebih bagus serta tahan lebih lama.
. Padahal penggunaan bahan-bahan alami untuk makanan dan minuman lebih aman.
Salah satu bahan pengawet alami adalah asap cair. Asap cair merupakan hasil kondensasi atau pengembunan dari hasil pembakaran secara langsung maupun tidak langsung dari bahan bahan yang banyak mengandung lignin, selulosa, hemiselulosa atau karbon lainnya. Asap cair dapat diperoleh dari hasil pirolisis dari batok kelapa. Asap cair memiliki kemampuan sebagai bahan pengawet karena adanya asam, fenol dan alkohol yang sama dengan asap pembakaran kayu (Pszezola, 1995). Hal ini juga disampaikan oleh Darmadji (2002), bahwa asap cair mengandung fenol dan karbonil yang berperan sebagai pengawet, anti bakteri dan antioksidan.. Salah satu aplikasi pengguaan asap cair pada produk pangan adalah untuk menggantikan pengasapan tradisional pada pengawetan ikan
Salah satu bahan pengawet alami adalah asap cair. Asap cair merupakan hasil kondensasi atau pengembunan dari hasil pembakaran secara langsung maupun tidak langsung dari bahan bahan yang banyak mengandung lignin, selulosa, hemiselulosa atau karbon lainnya. Asap cair dapat diperoleh dari hasil pirolisis dari batok kelapa. Asap cair memiliki kemampuan sebagai bahan pengawet karena adanya asam, fenol dan alkohol yang sama dengan asap pembakaran kayu yang berperan sebagai pengawet, anti bakteri dan antioksidan. Salah satu aplikasi pengguaan asap cair pada produk pangan adalah untuk menggantikan pengasapan tradisional pada pengawetan ikan.
masyarakat yang masih menggunakan metode pengasapan secara tradisional membuktikan bahwa cara pengawetan menggunakan asap cair masih jarang digunakan secara luas oleh masyarakat maupun industri pangan. Salah satu aplikasi penggunaan asap cair pada produk pangan adalah untuk menggantikan pengasapan tradisional pada pengawetan ikan (Edinov, 2013). Pemanfataan tempurung kelapa menjadi asap cair dapat meningkatkan nilai jual dari tempurung serta dapat mengurangi limbah yaitu berupa tempurung atau batok kelapa. Oleh karena itu diperlukan teknologi untuk mengolah limbah tempurung menjadi asap cair yang mampu mengawetkan ikan.



I.2     Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah.
1.      Mengetahui pengertian asap cair.
2.      Mengetahui langkah- langkah pembuatan asap cair
3.      Mengetahui manfaat asap cair.
4.      Mengetahui fungsi kandungan asap cair.
5.      Mengetahui aplikasi asap cair dalam kehidupan sehari-hari.







                                                                                                                                            II.            PEMBAHASAN






II.1    Pengertian Asap Cair
Asap cair merupakan suatu hasil kondensasi atau pengembunan dari uap hasil pembakaran secara langsung maupun tidak langsung dari bahan-bahan yang banyak mengandung lignin, selulosa, hemiselulosa serta senyawa karbon lainnya (Andi,2005).
Asap cair (liquid smoke) dari distilat tempurung kelapa dapat digunakan sebagai pengawet karena adanya senyawa asam, fenolat dan karbonil yang memiliki kemampuan mengawetkan makanan. Asap cair dapat juga digunakan sebagai fungisida untuk penanggulangan serangan patogen penyebab penyakit pasca panen hortikultura yang berperan sebagai desinfektan untuk mencegah  serangan penyakit pasca panen pada buah-buahan. Asap cair mengandung lebih dari 400 komponen dan memiliki fungsi sebagai penghambat perkembangan bakteri dan cukup aman sebagai pengawet alami. Selain itu juga memanfaatkan limbah asap pada industri pembuatan arang tempurung kelapa menjadi asap cair akan menaikkan nilai tambah bagi industry tersebut, nilai tambah bagi petani bahkan dapat mengatasi masalah pencemaran lingkungan. (Suranto,2006)
Asap cair merupakan campuran larutan dari dispersi asap kayu dalam air yang dibuat dengan mengkondensasikan asap cair hasil pirolisis. Asap cair hasil pirolisis ini tergantung pada bahan dasar dan suhu pirolisis. (Sanjaya, 1998).
Dari ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa asap cair adalah hasil destilasi atau pengembunan dari uap hasil pembakaran langsung ataupun tidak langsung dari bahan–bahan yang mengandung karbon (Arief, 2015).



II.2    Langkah-langkah pembuatan asap cair

Proses pembuatan asap cair dari tempurung kelapa ini menggunakan prinsip pirolisis. Pirolisis merupakan proses pemanasan suatu zat tanpa adanya oksigen sehingga terjadi penguraian komponen-komponen penyusunnya. Pembakaran tidak sempurna ini menyebabkan senyawa karbon kompleks tida teroksidasi menjadi karbon dioksida. Pada saat pirolisis, energi panas mendorong terjadinya oksidasi sehingga molekul karbon yang kompleks terurai, sebagian besar menjadi karbon atau arang (Yunus, 2011).
Berikut ini adalah tahapan proses pengolahan tempurung kelapa menjadi asap cair dengan metode pirolisis menurut Yunus (2011):
1.      Tempurung kelapa dimasukkan dalam tabung berbahan stainless steel. Tabung ditutup rapat sehingga tidak ada udara yang masuk atau keluar. Disamping itu, tabung stainless steel yang digunakan dilapisi tanah liat dengan tujuan untuk menetralisir panas disekeliling tungku. Pemanasan menggunakan suhu 400°C selama 3 jam. Pemanasan tersebut secara tidak langsung akan mengeluarkan asap dimana asap yang dihasilkan terperangkap dalam tabung.
2.      Asap yang dihasilkan selanjutnya akan terdorong ke pipa kecil yang menghubungkan polisator dengan kondensator. Tar, jelaga pengotor yang masih terkandung dalam asap akan terjatuh ke pipa pengeluaran.
3.      Asap akan terus mengalir menuju tangki kondensator yang berisi pendingin berupa air dingin. Asap yang memasuki kondensator akan berubah wujud menjadi cair sebagaimana prinsip kondensasi (merubah fase gas menjadi fase cair).
4.      Cairan yang dihasilkan dari proses kondensasi selanjutnya akan dialirkan ke bagian bawah drum yang telah dilubangi. Cairan tersebut yang disebut sebagai asap cair (liquid smoke). Asap cair yang dihasilkan merupakan grade ketiga dimana memiliki karakteristik berupa warna kuning kecoklatan pekat dan beraroma kuat. Asap grade ketiga tersebut daat digunakan untuk penggumpal karet, pengganti asam semut, antiseptik, dan lainnya.
5.      Asap cair grade ketiga diuapkan kembali dengan destilasi dalam destilator. Satu kali proses destilasi asap cair yang dihasilkan berwarna kuning bening dan aromanya mulai berkurang. Asap cair ini disebut asap cair grade kedua dimana dapat digunakan untuk pengawetan bahan makanan mentah seperti daging, ayam, dan ikan.
6.      Asap grade kedua diuapkan kembali seperti halnya asap grade kedua. Asap cair yang dihasilkan berwarna putih dan tidak beraroma. Asap cair ini disebut sebagai asap cair grade satu dimana dapat digunakan sebagai bahan pengawet makanan siap saji seperti mie basah, bakso dan tahu.




II.3    Manfaat Asap Cair
Asap cair bisa diaplikasikan sebagai pengawet makanan untuk industri makanan dan obat-obatan, tetapi juga bisa diterapkan sebagai bio-insecticides (anti hama) bagi bidang pertanian.




II.4    Fungsi dan Kandungan Asap Cair
Adapun kandungan asap cair meliputi:
1.    Senyawa-senyawa fenol
Senyawa fenol diduga berperan sebagai antioksidan sehingga dapat memperpanjang masa simpan produk asapan. Kandungan senyawa fenol dalam asap sangat tergantung pada temperatur pirolisis kayu. Kuantitas fenol pada kayu sangat bervariasi yaitu antara 10-200 mg/kg Beberapa jenis fenol yang biasanya terdapat dalam produk asapan adalah guaiakol, dan siringol (Pszezola, 1995).
Senyawa-senyawa fenol yang terdapat dalam asap kayu umumnya hidrokarbon aromatik yang tersusun dari cincin benzena dengan sejumlah gugus hidroksil yang terikat. Senyawa-senyawa fenol ini juga dapat mengikat gugus-gugus lain seperti aldehid, keton, asam dan ester (Maga, 1987).
2.    Senyawa-senyawa karbonil
Senyawa-senyawa karbonil dalam asap memiliki peranan pada pewarnaan dan citarasa produk asapan. Golongan senyawa ini mepunyai aroma seperti aroma karamel yang unik. Jenis senyawa karbonil yang terdapat dalam asap cair antara lain adalah vanilin dan siringaldehida.
3.    Senyawa-senyawa asam
Senyawa-senyawa asam mempunyai peranan sebagai antibakteri dan membentuk citarasa produk asapan. Senyawa asam ini antara lain adalah asam asetat, propionat, butirat dan valerat.
4.    Senyawa hidrokarbon polisiklis aromatis
Senyawa hidrokarbon polisiklis aromatis (HPA) dapat terbentuk pada proses pirolisis kayu. Senyawa hidrokarbon aromatik seperti benzo(a)pirena merupakan senyawa yang memiliki pengaruh buruk karena bersifat karsinogen. Pembentukan berbagai senyawa HPA selama pembuatan asap tergantung dari beberapa hal, seperti temperatur pirolisis, waktu dan kelembaban udara pada proses pembuatan asap serta kandungan udara dalam kayu. Semua proses yang menyebabkan terpisahnya partikel-partikel besar dari asap akan menurunkan kadar benzo(a)pirena. Proses tersebut antara lain adalah pengendapan dan penyaringan (Pszezola, 1995).
5.     Senyawa benzopirene
Benzopirene mempunyai titik didih 310 0C dan dapat menyebabkan kanker kulit jika dioleskan langsung pada permukaan kulit. Akan tetapi proses yang terjadi memerlukan waktu yang lama (Winaprilani, 2003).

II.5   Aplikasi Asap Cair Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Asap cair dapat digunakan sebagai pengawet makanan karena adanya sifat antimikroba dan antioksidan serta aldehid, asam karboksilat, dan fenol. Zat-zat yang terdapat dalam asap ini dapat menghambat aktivitas bakteri (bakteriostatik). Pengasapan dengan asap cair mudah, cepat keseragaman produk, karakterisitik makan yang didapawtkan baik serta tidak tterdepositnya senyawa karsinogenik hidrokarbon aromatik polisiklik dalam makanan yang diawetkan (Yunus, 2011).
asap cair tempurung kelapa dapat digunakan sebagai bahan pengawet aternatif yang aman untuk dikonsumsi. Penggunaan asap cair tempurung kelapa dapat mengurangi terbentuknya senyawa-senyawa PAH yang bersifat karsinogenik pada proses pengasapan panas. Selain itu, kombinasi antara asap cair tempurung kelapa dengan teknik pengawetan lain seperti pemanasan, pengemasan, dan penyimpanan, dapat memperpanjang umur simpan serta memberikan karakteristik sensori berupa aroma, warna, serta rasa yang khas pada produk pangan (Edinov, 2013).
















         III.            KESIMPULAN






Adapun kesimpulan yang didapat pada diskusi kali ini adalah sebagai berikut:
a.         Pembuatan asap cair menggunakan bahan-bahan yang mudah di dapat.
b.        Asap cair biasa digunakan untuk mengawetkan makanan, dan juga anti hama yang alami.
c.         Asap cair aman digunakan pada makanan.









                  IV.            DAFTAR PUSTAKA






Bagus dkk.2012.ASAP CAIR: Cara Membuat & Aplikasinya Pada Pengolahan Ikan Asap.Penebar Swadaya.Jakarta

Saparinto dan Hidayati.2006. Asap cair sebagai pengawet makanan.Jakarta




No comments:

Post a Comment