ANAK FMIPA

Blognya Anak Fmipa

Anak Fmipa

LightBlog

Friday, January 8, 2016

Fakta Unik DNA

Sidik jari menurut pandangan barat

Fakta Unik DNA
Fakta Unik DNA

Setiap manusia memiliki bentuk sidik jari yang unik dan berbeda dari orang lain. Bahkan sekalipun mereka yang kembar identik, namun sidik jarinya tidaklah sama. Keunikan ini membuat sidik jari berperan penting dalam proses mengidentifikasi data diri seseorang.

Karena begitu pentingnya, manusia bahkan membuat ilmu khusus untuk memperlajari tentang sidik jari dengan bernama Daktiloskopi. Keunikan sidik jari ini baru ditemukan di akhir abad ke-19 M. 

JULI 1892, Inspektur Alvarez dari Kepolisian di La Plata, Argentina kesulitan menbongkar misteri kematian dua kanak-kanak di rumah gubuk mereka, Francisca Rojas (26) sang ibu pun menjadi tertuduh, tetapi ia tak juga mengaku. Berkat ketelitiannya, Alvarez menemukan sidik jempol berdarah di pintu. Ketika dicocokkan, sidik itu pas dengan cap jempol kanan Francisca. Kontan si ibu sadis ambruk pertahanannya dan mengaku. Kasus Rojas adalah kasus kriminal pertama yang dipecahkan dengan temuan sidik jari di tempat kejadian. Tak heran bila Argentina menjadi negara pertama di dunia yang menggunakan sidik jari sebagai metode tunggal mengidentifikasi pelaku kejahatan.


Lebih dari 30 tahun sebelumnya William Herschel, pegawai pemerintah Inggris di India, sekitar tahun 1858 melihat bahwa permukaan tangan itu bergaris-garis, dan bahwa sidik jari tiap orang itu khas, serta tak berubah.

Ketika kembali ke London tahun 1880, Herschel membaca tulisan Dr. Henry Faulds dalam jurnal Nature tentang sidik jari. Menurut Faulds yang lama bekerja di Jepang, sudah berabad-abad masyarakat lokal menggunakan sidik jari. Bahkan, keringat dari pori-pori di ujung jari meninggalkan cetakan sejelas bercak darah atau tinta. Faulds pun menganjurkan polisi untuk mencari sidik jari pada setiap lokasi terjadinya kejahatan. Sayangnya, sama seperti Faulds, tulisan Herschel pada Nature pun tidak diperhatikan orang. Sampai pada 1888, saat ilmuwan masyhur Inggris, Sir Francis Galton - yang sedang mencari-cari metode mengidentifikasi pelaku kejahatan - ingat karya Faulds dan Herschel. Galton yang kemudian menjadi pendukung fanatik sidik jari berpendapat, perlu sistem klasifikasi sederhana bila cetakan sidik jari akan digunakan dalam praktik sehari-hari dinas kepolisian.

Baru 1869 Edward Henry, ketika inspektur jenderal di Bengali, India, berhasil menemukan sistem yang disebut sistem klasifikasi Galton-Henry. Lima tahun kemudian metode klasifikasi itu digunakan oleh Scotland Yard.


Selanjutnya dikenallah dactyloscopy, yaitu ilmu penggunaan sidik jari sebagai alat identifikasi yang sangat diperlukan pelaksana hukum modern. Termasuk didalamnya adalah membersihkan jari dengan bensin, mengeringkannya, kemudian menggulingkannya ke permukaan gelas yang telah dilapisi tinta cetak. Selanjutnya jari-jari itu dengan hati-hati di tempelkan ke kartu hingga menghasilkan cetakan abu-abu terang dengan jarak antara guratan terbaca jelas sehingga bisa dihitung dan dilacak.

Untuk mencari sidik jari tersembunyi yang ditinggalkan oleh penjahat, dikenal sebagai sidik jari laten, ahli sidik harus menemukan lokasi sidik, mengawetkan, dan mengidentifikasi cetakan sidik jari tersebut. Dalam sidik jari laten, guratan-guratan itu tidak direproduksi dengan tinta, tetapi zat lain seperti keringat, lemak kotoran, atau bahan-bahan alami lain yang ada pada jari si penjahat. Kebanyakan sidik jari laten tidak berwarna karenanya perlu dibuat "kasat mata" dengan mengoleskan bubuk abu-abu atau hitam yang berisi kandungan kapur atau jelaga di campur dengan zat lain. Selanjutnya sidik jari laten itu difoto atau diangkat dengan selotip untuk disimpan sebagai bukti.


Bila Galton-Henry membagi pola sidik jari menjadi 5 tipe dasar, maka FBI AS, mengelompokkan menjadi 8 pola: radial loop (melengkung ke jempol), ulnar loop (melengkung kelingking), double loop (dua lengkungan), central pocket loop, plain arch, tented arch (menjulang runcing seperti menara atau gunung), plain whorl (garis melingkar atau spiral), dan accendental. Sidik jari kelompok loop mendominasi kurang lebih 65% dari seluruh pola sidik jari, di susul whorl kurang lebih 35%, selanjutnya gabungan kelompok arch dan tented yang cuma 5%.

Sejak 1920-an FBI resmi menggunakan sistem itu. Hasilnya hingga saat ini FBI menyimpan rapi lebih dari 140 juta set sidik jari dalam komputer, sehingga tugas pembandingan dan pengidentifikasiannya bisa dilakukan dengan cepat.

Meski sistem klasifikasi Galton-Henry paling banyak digunakan dinas kepolisian diseluruh dunia, dikembangkan pula teknik lain, misalnya dengan spektograf suara yang dapat memberi cetakan grafik berbagai variabel suara seperti frekuensi, intensitas, dan panjang suara. Sedangkan tes DNA bisa mengidentifikasi seseorang melalui berbagai jenis unsur fisik ditemukan, misalnya percikan darah, cairan air mani, atau sehelai rambut. Tes DNA itu banyak digunakan dalam pembuktian hubungan kekerabatan seseorang, sebagaimana dalam forensik.

Dan penemuan sidik jari tersebut adalah kebohongan besar

padahal Rasulallah Muhammad SAW telah memberitahu kita tentang hal ini jauh 1400 tahun yang lalu bahwa sidiki jari merupakan bagian penting sebagai tanda pengenal seseorang. Alquran dalam surat Al-Qiyamah ayat 3-4 menjelaskan bagaimana mudahnya Allah SWT menghidupkan manusia setelah kematiannya. Ayat ini juga menekankan tentang sidik jari dan membuatnya menjadi sebuah kajian penting bagi Islam.


"Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang-belulangnya? Ya, bahkan Kami mampu menyusun (kembali) ujung jari-jarinya dengan sempurna." (Al Qur'an, 75:3-4).

dan jauh sebelum penemuan ilmuan barat tersebut, Ilmuan Muslim Rashid al-Din Hamadani (1247-1318) sudah menjelaskan tidak ada dua individu yang memiliki jari persis sama. Namun penemuan ini selalu dibantah hingga akhirnya mereka sendiri yang melakukan penelitian dan mengklaim.

Terlepas dari semua itu, sejak diturunkan pada abad ke-7 Masehi, Alquran sudah menjelaskan 


Inilah bukti Alquran mencakup ilmu pengetahuan sepanjang masa. Dimana ilmu yang ada didalamnya mencakup ilmu pengetahuan tingkat tinggi.  Informasi-informasi ilmiah yang diberikannya selalu teruji sampai kapanpun, yang saat itu belum disadari sama sekali oleh orang. Dengan kata lain, al-Qur’an adalah bukti tertulis yang paling otentik yang bisa dijadikan sebagai rujukan ilmiah dalam mengupas persoalan-persoalan teknologi zaman sekarang. Sedangkan bukti-bukti lain terkadang aus terkikis zaman atau hilang dan terbakar. 
Subhanallah



dan inilah fakta fakta yang jarang di ketahui oleh manusia pada umumnya
  1. pembentukan sidik jari sudah dimulai sejak dalam kandungan ibu yangberusia 4 bulan bukan dimulai ketika bayi sudah lahir
  2. sidik jari tidak akan berubah seumur hidup jika tidak adanya kerusakan yang parah 
  3. sidik jari memiliki unique kode atau primari key yang berbeda beda walapun iya kembar identik
  4. sidik jari dianggap sebagai bukti otentik dari keperibadian setiap orang dan banyak digunakan utuk mengungkap kasus kriminal
  5. posisi janin saat di dalam rahi serta kepadatan cairan ketuban adalah hal yang dapat mempengatuhi pembentukan sidik jari
  6. sidik jari dapat menjadi alat pengidentifikasian data diri seseorang
  7. sidik jari tidak terpengaruh oleh faktor genetika

No comments:

Post a Comment